Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar
bin Khatab.Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan
istrinya.begitu sampai di depan rumah khalifah,laki-laki itu
tertegun.dari dalam rumah terdengar istri umar sedang
ngomel,marah-marah.cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada
umar.tapi,tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah.umar
diam saja,mendengarkan istrinya yang sedang gundah.Sang laki-laki pun
bertanya pada umar, apa yang membuat dirinya disegani kawan maupun
lawan,berdiam diri saat istrinya marah? Umar menjawab,istrimu
memiliki peran besar atas dirimu.ia adalah penjagamu dari api neraka. Kelemahan laki-laki ada di mata.jika ia tak bisa menundukkan
pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya,membidik
tubuh-tubuh elok di sekitarnya.panah yang tertancap membuat darah
mendesir,bergolak,membangkitkan raksasa dalam dirinya.sang raksasa dapat
melakukan apapun demi terpuasnya satu hal;syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi
laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. adalah
istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora biar lepas, dan bukan azab
yang kelak diterimanya. ia justru mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan
akhirat.
Umar melanjutkan, istrimu juga pemelihara rumah dari
pagi hingga sore saat suami bekerja. suami selalu mengumpulkan harta
dan tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. mendapatkan uang,
beli ini-beli itu. untunglah ada istri yang selalu menjaga dan
memelihara 24 jam tanpa bayaran,agar harta yang diperoleh dengan
keringat, airmata, bahkan darah tak menguap sia-sia. adakah yang sudi
menjaga hal demikian? berapa pula ia mau dibayar. pastinya, sulit
menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istri.
Istri pula yang menjaga penampilan suami, sambung umar. umumnya
laki-laki tak bisa menjaga penampilan.Kulit legam tapi berpakaian warna
gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan
sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi
menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya dan menisik
bila ada yang sobek,atau kancing terlepas. Suami yang tampil menawan
adalah wujud ketelatenan istri. Maka tak mengapa mendengarnya berkeluh
kesah atas kecakapannya itu, maklum umar,
Laki-laki itu masih
bersiteguh mendengar omongan umar. lalu,kata umar, istri adalah
pengasuh anak-anak. Suami menyemai benih di ladang istri. benih
tumbuh,mekar. sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga
lahir tunas yang menggembirakan. tak berhenti sampai disitu, ia juga
merawat tunas hingga tumbuh besar, kokoh dan kuat. jika ada yang salah
dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah sang istri yang disalahkan. bila
tunas membanggakan, lebih dulu suami yang maju ke depan mengaku, akulah
yang membuatnya begitu. baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke
depan, tak lepas dari sentuhan tangan istri. umar paham benar akan hal ini.
Terakhir, ujar umar, istri adalah penyedia hidangan. pulang kerja
suami memikul lelah di badan. Energi terkuras setelah beraktivitas
seharian. ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. di meja makan
suami cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal
terasi dan lalapan. tak terpikir olehnya harga ayam melambung sehingga
sang istri harus piawi berdebat, menawar harga yang melebihi anggaran.
tak perlu suami pula, memotong sayuran, mengulek bumbu, memilih-milih
cabe dan bawang sehingga ia tak pusing memikirkan berapa takaran bumbu
agar citarasa amat pas di lidah. yang suami tahu hanya makan. itu pun
terkadang dengan jumlah berlebihan, menyisakan sedikit untuk istri si
juru masak, tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk
suami. ia mencatat dalam memori, makanan apa yang disuka dan dibenci
suami. Maka untuk segala kemurahan hati sang istri, tak
mengapa umar mendengarkan segala keluh kesah buah lelahnya. Umar hanya
mengingat kebaikan- kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan
kekurangannya. bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah
ia menasehati dengan cara yang baik dan bercanda. hingga terhindar caci
maki yang tak terpuji.
Demi mendengar penjelasan sikap umar
terhadap istrinya, laki-laki itu pun mengurungkan niatnya melaporkan
istrinya kepada khalifah.wallahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar